Minggu, 12 Oktober 2014


Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta. Bentuk permukaan bumi tidaklah datar dan juga tidak dapat didatarkan, bahkan tidak merupakan bidang teratur, sehingga segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi tidak secara mudah digambarkan pada bidang datar.

Ditinjau dari bidang proyeksi yang digunakan
Terdapat tiga sistem proyeksi peta yaitu :
  1. Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut ; suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran. 
  2. Proyeksi silinder, bidang proyeksinya bidang silinder; suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan
  3. Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar
Universal Transverse Mercator



Universal Transverse Mercator  menjadi acuan untuk seluruh dunia yaitu sistem grid Universal Transverse Mercator yang merupakan modifikasi dari sistem proyeksi Transverse Mercator. 
ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah : 
(a)    Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi 
        seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai 
        zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian 
        dengan lebar 6° bujur dan 8° lintang. 
(b)    Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 180° BB sampai 174° BB terus 
        kearah timur sampai zone 60 antara 174° BT sampai 180° BT. 
(c)    Batas lintangnya adalah 80° LS dan 84° LU ke arah utara dengan kode huruf C 


(d)    Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan 
        bumi, tetapi memotong bumi. 
(e)    Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian 
        sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).  
(f)     Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 
        meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negatif 
        maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara 
        (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU). 
(g)    Setiap zone pada sistem grid UTM mempunyai pertampalan kesamping 
         sekitar 40 km., sehingga setiap titik yang berada di daerah pertampalan 
         akan mempunyai dua harga koordinat. 
(h)    Faktor skala pada meridian sentral (meridian tengah) ditentukan besarnya 
        k=0,9996. 


Ada dua instansi yang menggunakan sistem proyeksi Transverse Mercator untuk pemetaan dasar nasionalnya dengan sistem grid UTM, yaitu : 

Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) 
  •  Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000. 
  •  Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6 serta sistem grid UTM. 
  •  Sumbu pertama adalah meridian tengah dari tiap zone, sedang sumbu keduanya adalah ekuator. 
  •  Absis semu sebesar 500.000 meter pada meridian tengah, sedang ordinat semu 0.00 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian Utara, dan 10.000.000 meter di ekuator untuk belahan bumi bagian selatan. Angka perbesaran pada meridian tengah adalah sebesar 0.9996. 
  •  Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah Spheroid Nasional dengan parameter a (jari-jari ekuator) = 6.378.160 meter, dan f (pengepengan) = 1:298.247 

Muka peta seri peta Rupabumi Indonesia (Peta Dasar Nasional) dibatasi atau menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM). Pada muka peta dibuat garis-garis gratikul yang panjang ukurannya tergantung pada skala peta yang disajikan. Ukuran muka peta tergantung pada skala peta yang disajikan, yaitu : 
 
7’30’’ X 7’30’’ : untuk skala peta 1:25.000   
15’ X 15’         : untuk skala peta 1:50.000   
30’ X 30’         : untuk skala peta 1:100.000   
130’ X1                 : untuk skala peta 1:250.000  

Selain menggunakan garis gratikul pada garis tepi peta, pada seri peta Rupabumi Indonesia juga dicantumkan garis grid dalam bentuk ‘tick’ yang terletak disebelah bawah dan kanan muka peta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar